Tari Tayung Raci, Kesenian Asli Warisan Leluhur Desa Raci Kulon Sedayu
Written By Reportase Pantura on Senin, 08 Desember 2014 | 20.00
Gresik
(Reportase) – Desa Raci Kulon adalah sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Sedayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Desa ini mempunyai luas wilayah
sekitar 257 hektar, dengan jumlah penduduk sekitar 735 jiwa. Desa ini juga
memiliki kesenian tradisional khas, yakni Tari Tayung Raci. Namun sayang,
hampir 30 tahun lebih tarian warisan leluhur desa itu seolah hilang di telan
zaman.
Oleh karena itu, Kepala Desa (Kades) Raci
Kulon,
Sudarmono, bertekad akan
mengangkat kembali tarian itu. Kades yang baru 1,5 menjabat ini mengaku
tergugah dan merasa bertanggung jawab melestarikan warisan leluhur
desa yang kini ia pimpin. “Saya akan berusaha semaksimal mungkin
mngangkat dan
melestarikan tarian ini. Karena tari Tayung Raci ini asli berasal dari
Desa
Raci Kulon, dan bernilai budaya tinggi,” ungkap Sudarmono.
Tak berlebihan tentunya jika Kades
bersikeras untuk melestarikan tarian tersebut. Pasalnya, tarian itu mempunyai
nilai sejarah tinggi dan merupakan peninggalan dari pendiri Desa Raci Kulon,
yakni Ki Demang Sindupati. Tarian ini merupakan ikon budaya masyarak Desa Raci
Kulon sebagai simbol keberanian dalam menegakkan kebenaran.
Sesuai sejarah yang diceritakan turun
temurun, tarian itu menggambarkan kepahlawanan seorang senopati yang gagah
berani dalam menghadang dan berperang melawan penjajah. Tarian ini mengisahkan
seorang demang yang mempunyai kemampuan 7 wira loka atau 7 olah keprajuritan
dengan menghimpun sebuah kekuatan guna menggalang pemuda-pemuda desa di tanah
perdikan yang bernama ‘Raci Nggobang’ yang kini dikenal dengan nama Raci Kulon.
Dengan kemampuan yang tidak di miliki
oleh orang lain tersebut, pada waktu itu atas perintah dari Kanjeng Sinuwun
Adipati Sedayu, beliau diperintahkan ‘nggulowentah’
atau ‘nggembleng’ olah keprajuritan
di tanah perdikan dan diberi gelar ‘Kanjeng Pangeran Sindupati’ atau yang
sering di sebut Kanjeng Pangeran Sindupati. Yang pada akhirnya beliau di anugrahi
gelar ‘Ki Demang Sindupati’.
Seni budaya Tari Tayung Raci ini
biasanya di mainkan oleh 21 orang dengan membawa perlengkapan senjata tombak sebagai
alat peraganya. Pagelaran seni tari Tayung Raci ini semakin elok dan indah oleh
pepaduan tetabuhan gendang, kenong dan tanjidr (beduk) yang melambangkan
keharmonisan yang mengiringi setiap langkah penari yang berbekal “Tombak Wijil
Trunojoyo” yang melambangkan gagah
beraninya prajurit Kademangan Raci Gobang.
Satu penari Tayung Raci ini ada yang memerankan
Demang Sindupati, dengan menunggangi seekor kuda putih dan dikawal oleh para
prajurit. Tayung Raci ini juga di ikuti oleh seorang penari yang berperan
sebagai macan dengan nama Singo Wanoro. Tayung Raci ini disetiap gerakan selalu
diikuti dengan pujian Solawat Nabi atau nyayian gending-gending mijil sesuai
dengan acara yang ada.
Menurut Kades Sudarmono, pernah beberapa
kali Tari Tayung Raci itu ditampilkan di kota-kota besar di Indonesia.Salah
satunya di
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dan di Taman Hiburan Remaja (THR)
Surabaya pada era 1987-an. Pada tahun
2014 ini Tari Tayung Raci juga sempat ditampilkan di Gedung WEB Gresik. Namun sangat
disayangkan oleh Kades, lantaran tampilnya tarian itu tanpa seizin pihak Desa
Raci Kulon.
Kades mencontohkan, penampilan Tari Tayung Raci ini di TMII
Jakarta, oleh PT
Semen Gresik dengan menggunakan nama Tari Tayung Giri dari Gresik. Padahal, menurutnya, seni Tari Tayung Raci ini
hanya ada di Desa Raci Kulon Kecamatan Sedayu Kabupaten Gresik dengan nama Tari Tayung Raci. “Ya bukan apa-apa, tapi etikanya mereka
harus minta izin atau setidaknya memberi tahu kami lah,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Sudarmono menyampaikan, selain seni budaya tari Tayung
ini, Desa Raci Kulon juga masih mempunyai tempat-tempat peninggalan bersejarah
lainnya yang mempunyai nilai sejarah tinggi
di antaranya adalah “Pesarean (Pekuburan) Demang Kanjeng Sepuh dan
Telaga”. Tempat
peninggalan ini pernah di kunjungi oleh petugas benda-benda bersejarah dari
Trowulan Mojokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar